Banyak yang Belum Terima Timnas Indonesia U23 Kalah dari Uzbekistan, Wasit dan VAR Jadi Kambing Hitam, Simak Penjelasannya

Banyak yang Belum Terima Timnas Indonesia U23 Kalah dari Uzbekistan, Wasit dan VAR Jadi Kambing Hitam, Simak Penjelasannya

Wasit Shen Yinhao--

VAR Hanya Alat Bantu Wasit

Meskipun disoroti banyak orang, FIFA tetap kukuh. Setelah diujicoba pada Piala Konfederasi 2017, FIFA secara resmi menerapkan VAR pada Piala Dunia 2018. Sejak saat itu, sepak bola mengalami perubahan besar.

Salah satu keluhan utama adalah kehilangan kepastian gol. Sekarang, setiap pemain merasa cemas saat merayakan gol karena ada kemungkinan besar gol tersebut akan dibatalkan setelah dicek melalui VAR.


Bagi penonton di stadion, penggunaan VAR dianggap mengurangi kegembiraan menonton pertandingan. Di stadion yang tidak dilengkapi layar besar, penonton hanya bisa menunggu dengan gelisah saat wasit meninjau kejadian melalui VAR.

Hal-hal yang diperiksa oleh wasit melalui VAR bisa disaksikan oleh penonton di layar televisi. Dengan demikian, fokus pertandingan bergeser dari lapangan ke layar televisi.

Namun sebenarnya, tidak ada yang salah dengan VAR karena itu hanya alat bantu. Keputusan akhir tetap berada di tangan wasit utama. Namun terkadang, masalah timbul ketika setiap wasit memiliki interpretasi subjektif terhadap situasi di lapangan, meskipun didasarkan pada aturan yang sama dari IFAB. Hal ini dapat mempengaruhi keputusan yang mereka ambil.



×

VAR bisa membantu wasit, tetapi tidak selalu dapat menghindari kontroversi. Banyak penonton tidak puas dengan keputusan wasit setelah meninjau VAR. Teknologi VAR juga tidak selalu berjalan dengan sempurna, seperti yang terjadi dalam Liga Premier musim 2023/2024.

Meskipun begitu, data menunjukkan bahwa VAR telah meningkatkan keakuratan keputusan wasit. Premier League mencatat bahwa sebelum adopsi VAR, sekitar 86 persen keputusan wasit tepat, dan sekarang meningkat menjadi 96 persen.

Dalam konteks Piala Asia U-23 2024, penting bagi publik untuk memahami perspektif wasit dalam penggunaan VAR. Mantan wasit FIFA Indonesia, Jimmy Napitupulu, berpendapat bahwa keputusan Shen Yinhao untuk membatalkan gol Ferarri adalah tepat. Ini berarti keadilan telah terpenuhi, meskipun menyakitkan bagi Timnas U-23 dan publik Indonesia.

Jadi, apakah VAR harus dihapuskan? Menurut saya, tidak. Meskipun membawa perubahan, manfaat VAR jauh lebih besar daripada kerugiannya. FIFA tidak mungkin menghapuskan VAR mengingat investasi yang sudah dilakukan.

Sekarang, yang bisa kita lakukan sebagai pecinta sepak bola adalah menerima VAR sebagai alat bantu yang masih perlu diperbaiki. Seiring berjalannya waktu, VAR akan menjadi bagian yang alami dari sepak bola.

TAG:
Sumber:

im

Berita Lainnya