Mengapa Brand yang Terlewat dari List BDS Harus Diboikot? Ini Alasannya!

Mengapa Brand yang Terlewat dari List BDS Harus Diboikot? Ini Alasannya!

Geber Diskon Superindo Hari Ini 19 Mei 2024, Siap-Siap Kepincut, Sunlight dan Minyak Hemat Banget di Akhir Pekan!-pexel-

Penyebab Brand Tergesa-gesa Diboyong ke Jurang Boikot Meski Tak Terdaftar dalam Daftar Hitam BDS

Tidak jarang terjadi fenomena menarik di jagat boikot di Indonesia: brand atau produk tertentu, meskipun tidak dicantumkan dalam Daftar Hitam BDS (Boikot, Divestasi, dan Sanksi), namun tetap menjadi sasaran empuk gelombang boikot yang melanda masyarakat. Ada sejumlah faktor yang merangkum misteri di balik peristiwa ini:

1. Asosiasi Erat Antara Brand dan Sentimen Publik

Suatu produk bisa jadi terseret dalam pusaran boikot karena terkait dengan brand atau perusahaan yang terpapar langsung oleh arus boikot tersebut.


Walaupun produk tersebut tidak secara resmi terdaftar dalam daftar boikot, masyarakat mampu mengaitkan merek itu dengan perusahaan yang tengah dirundung badai boikot.

Dampaknya, aksi boikot bisa meluas hingga menjangkau seluruh produk yang terasosiasi dengan merek tersebut.

2. Peran Media Sosial dan Informasi yang Terbatas

Zaman digital menghadirkan kemudahan penyebaran informasi melalui beragam platform media sosial. Akibatnya, gerakan boikot terhadap suatu merek dapat merambat dengan cepat, bahkan tanpa perlu adanya pernyataan resmi dari pihak berwenang atau lembaga terkait.



×

Namun, di sisi lain, arus informasi yang begitu deras ini bisa menciptakan kebingungan di tengah

masyarakat, terutama jika informasi yang diterima tidak lengkap atau salah paham mengenai produk mana yang sebenarnya terhubung dengan perusahaan yang disasar untuk diboyong ke jurang boikot. Akibatnya, produk yang semestinya tidak terkena dampak boikot pun turut terseret dalam pusaran aksi tersebut.

3. Kredibilitas Sumber Informasi

Masyarakat cenderung meyakini informasi yang disampaikan oleh sumber yang dianggap kredibel, termasuk tokoh masyarakat atau selebritas di media sosial.

Apabila sumber tersebut mengeluarkan pernyataan untuk menghindari suatu merek atau brand, maka hal tersebut mampu memicu gerakan boikot meskipun tidak didukung oleh keputusan resmi dari pihak berwenang.

4. Efek Domino dalam Dunia Bisnis

Tidak jarang, aksi boikot terhadap suatu merek atau perusahaan bisa menyebar dan berdampak luas terhadap merek lain dalam industri yang sama.

Bahkan, fenomena salah paham dalam melakukan boikot bisa dimanfaatkan oleh pesaing dalam arena persaingan bisnis.

Sebagai seorang akademisi hukum Indonesia yang juga menjabat sebagai Associate Professor dan Deputy Associate Dean (International) di Fakultas Hukum Universitas Monash, Prof. H. Nadirsyah Hosen, Ph.D, menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melancarkan aksi boikot, termasuk terhadap produk-produk Israel.

lanjutan,

Sumber:

im

BERITA TERKAIT

Berita Lainnya