Apa Itu Santo Suruh? Layanan Jasa Suruhan yang Diciptakan Susanto Kini Viral di TikTok, Bisa jadi Ladang Bisnis Baru

Apa Itu Santo Suruh? Layanan Jasa Suruhan yang Diciptakan Susanto Kini Viral di TikTok, Bisa jadi Ladang Bisnis Baru

Santo-tiktok-

Susanto lebih memilih menggunakan WhatsApp untuk menerima pesanan dari pelanggannya.

Meskipun demikian, layanan yang ditawarkan oleh Santo sangat beragam, melebihi cakupan layanan on-demand yang umumnya tersedia di aplikasi populer.


Santo Suruh telah menerima berbagai permintaan unik dari pelanggannya.

Mulai dari tugas-tugas biasa seperti antar jemput, membeli makanan, membersihkan teras rumah, hingga tugas yang lebih aneh seperti menjadi mata-mata, memetik kelapa, menemani curhat, memotong kuku burung, bahkan mengubur landak.

Keberagaman permintaan ini menunjukkan fleksibilitas dan keunikan layanan yang ditawarkan oleh Santo.



×

Awalnya, ide bisnis ini muncul saat Susanto masih berprofesi sebagai tukang galon.

Dalam menjalankan pekerjaannya, ia sering mendapat permintaan tambahan seperti membelikan makanan.

Dari pengalaman tersebut, ia terinspirasi untuk membuka jasa suruhan yang lebih luas, terutama bagi masyarakat di sekitar Jatimakmur, Pondokgede, Bekasi, tempat ia biasa bekerja.

Respons positif dari pelanggan membuat Susanto semakin yakin dengan usahanya.

Relasi yang terbentuk saat ia menjadi tukang galon membantu menyebarkan berita tentang jasa barunya.

Akhirnya, Susanto memutuskan untuk fokus penuh pada bisnis ini dan meninggalkan pekerjaannya sebagai tukang galon.

Dalam menjalankan usahanya, Susanto tidak memiliki tarif tetap.

Harga yang ditawarkan bergantung pada tingkat kesulitan pekerjaan dan jarak yang harus ditempuh.

Misalnya, untuk tugas membeli barang, harga barang tidak dinaikkan, tetapi ada biaya tambahan untuk jasa antar yang disesuaikan dengan jarak.

Sedangkan untuk pekerjaan berat seperti membersihkan rumah, tarif yang dikenakan lebih tinggi.

Seiring meningkatnya permintaan melalui WhatsApp, Santo mulai kewalahan.

Untuk mengatasi hal ini, ia mengajak teman-temannya untuk bergabung dalam usaha ini sebagai mitra.

Saat ini, Santo Suruh memiliki sekitar 50 mitra yang bekerja di bawah naungan Santo Suruh.

Uniknya, Susanto tidak mengambil komisi dari para mitranya.

"Saya menyebut mereka sebagai mitra. Saya tidak pernah mengambil komisi sama sekali.

Yang penting mereka mau bekerja, saya sudah senang. Ada yang ingin memberi komisi, tapi saya bilang tidak perlu.

Dengan tujuan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan, Susanto ingin memotivasi generasi muda untuk tidak malu melakukan pekerjaan apapun asalkan halal.

Baca juga: Inilah 4 Mall di Jogja Menyediakan Segala Kebutuhan dan Hiburan, Emak-Emak Wajib Coba Berburu Diskon Seru di Sini!

Sumber:

im

BERITA TERKAIT

Berita Lainnya