Sejarah Ibukota Jawa Tengah Semarang yang Dulunya jadi Daerah Terapung yang Jadi Jalur Perdagangan Sejak Zaman Kolonial Belanda
laut-pexels/pixabuy-
Masa Kejayaan Jalur Perdagangan
Sebagai pelabuhan strategis, Pragota berperan penting dalam jalur perdagangan internasional pada masa itu.
Posisi Semarang yang berada di pesisir memungkinkan kapal-kapal besar untuk berlabuh dengan mudah.
Pelabuhan ini menjadi saksi masa kejayaan Kerajaan Mataram Kuno dalam perdagangan, yang turut mengundang banyak saudagar dari berbagai bangsa.
Laksamana Cheng Ho dan Klenteng Sam Poo Kong
Pada abad ke-14, Laksamana Cheng Ho, seorang penjelajah terkenal dari Tiongkok, memulai ekspedisinya ke Jawa Tengah.
Rombongan kapalnya berlabuh di pantai muara sungai, yang diprediksi berada di daerah Simongan. Dengan garis pantai yang cukup dalam, wilayah ini mampu menampung kapal besar mereka.
Di tempat ini, Cheng Ho mendirikan sebuah klenteng yang kemudian diberi nama Sam Poo Kong.
Dari Klenteng Hingga Kota yang Berkembang
Menariknya, Klenteng Sam Poo Kong saat ini terletak 7-8 km dari garis pantai.
Ini menunjukkan bahwa pendangkalan laut telah terjadi sejak lama. Ahli geologi asal Belanda, Van Bemellen, pernah menyebutkan bahwa batas garis pantai di Semarang maju sekitar 2,5 meter setiap tahunnya.
Pendangkalan ini disebabkan oleh material tanah dari daerah hulu yang terbawa arus air ke Semarang bawah, menciptakan lapisan tanah baru yang pada akhirnya menjadi bagian dari kota ini.